12/27/11

Burung Kutilang

Burung Kutilang atau Kutilang adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Orang Sunda menyebutnya cangkurileung, orang Jawa menamainya ketilang atau genthilang, mengikuti bunyi suaranya yang khas. Dalam bahasa Inggris burung ini disebut Sooty-headed Bulbul, sementara nama ilmiahnya adalah Pycnonotus aurigaster; mengacu pada bulu-bulu di sekitar pantatnya yang berwarna jingga. Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm. Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna coklat kelabu, sisi bawah (tenggorokan, leher, dada dan perut) putih keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi, topi dan jambul, berwarna hitam. Tungging (di muka ekor) nampak jelas berwarna putih, serta penutup pantat berwarna jingga. Iris mata berwarna merah, paruh dan kaki hitam.

Burung kutilang kerap mengunjungi tempat-tempat terbuka, tepi jalan, kebun, pekarangan, semak Belukar dan hutan sekunder, sampai dengan ketinggian sekitar 1.600 m dpl. Sering pula ditemukan hidup meliar di taman dan halaman-halaman rumah di perkotaan. Burung kutilang acapkali berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain. Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama adalah buah-buahan yang lunak. Burung kutilang sering menjengkelkan petani karena kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak di kebun. Namun sebaliknya burung ini menguntungkan petani karena juga memangsa berbagai jenis serangga, ulat dan aneka hewan kecil lainnya yang menjadi hama tanaman. Kelompok burung ini acap terbang dengan ribut, berbunyi nyaring cuk, cuk, ..! ; atau bersiul berirama yang terdengar seperti ke-ti-lang.. ke-ti-lang.. berulang-ulang di atas tenggerannya sejak menjelang subuh sampai sore hari dan memang biasa berisik pada saat matahari terbit dan menjelang matahari terbenam. Burung kutilang sangat menyukai air untuk mandi maupun minum. Karena jenis makanannya dan sering minum, burung kutilang tergolong burung yang sering membuang kotoran. Ketika membuang kotoran biasanya pantatnya akan manggut-manggut dari atas ke bawah. Sarang burung kutilang berbentuk cawan dari Anyaman daun rumput, tangkai daun atau ranting yang halus. Telur dua atau tiga butir, berwarna kemerah-jambuan berbintik ungu dan abu-abu. Tercatat bersarang sepanjang tahun kecuali Nopember, dengan puncaknya April sampai September. Burung kutilang menyebar luas di Tiongkok selatan dan Asia Tenggara (kecuali Malaysia), Jawa serta Bali. Diintroduksi ke Sumatra dan Sulawesi, beberapa tahun yang silam burung ini juga mulai didapati di Kalimantan.

Burung kutilang dapat dijadikan Hewan Peliharaan yang lucu dan menggemaskan. Jika dipelihara dengan baik terlebih dari anakan, burung kutilang akan sangat jinak seperti kucing peliharaan yang manja. Burung kutilang tergolong binatang yang setia kepada tuannya apabila sering diperhatikan Jika sudah jinak burung kutilang ketika dilepas maka dia akan kembali lagi ke sarangnya jika dipanggil tuannya. Tentu saja ketika dilepas haruslah diawasi karena besar kemungkinan kucing akan memangsanya. Burung kutilang seharusnya dapat dijadikan burung lomba untuk burung berkicau. Tembakan-tembakan suara yang dihasilkan cukuplah keras dan memiliki variasi suara yang bagus jika dimaster dengan benar. Burung kutilang tergolong burung yang pandai. Dia bisa dimaster berbagai macam suara baik burung lain atau suara-suara lainnya termasuk suara siulan orang. Jika diajarkan setiap hari dalam hitungan minggu burung kutilang akan dapat meniru suara tersebut. Namun sayang burung kutilang masih dianggap sebelah mata oleh para pecinta burung kicauan. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah burung kutilang yang banyak di alam liar sehingga harganya murah menyebabkan rendahnya prestise memelihara burung ini.

12/23/11

Burung kiwi

Burung kiwi adalah salah satu dari jenis burung yang tidak bisa terbang. Tubuhnya bisa tumbuh hingga seukuran ayam, dengan bobot 2-5 kg. Daerah persebaran alami spesies burung ini pun terbatas hanya di Selandia Baru. Burung ini terdapat dalam tiga spesies, Apteryx australis terdapat di tiga pulau utama Selandia Baru. Sementara Apteryx oweni dan Apteryx haasti hanya terdapat di pulau Selatan saja. Burung yang konon bisa hidup selama 20 tahun ini adalah burung yang setia kepada pasangannya. Hanya anehnya sang betina lebih dominan dalam perkawinan Model pengaturan seperti ini ternyata sangat istimewa dan adil. Hal ini sangat langka bahkan di dunia burung dan banyak keistimewaan dari burung kiwi ini dibanding dengan burung Hewan Peliharaan lain, Kok bisa? Kuncinya pada pembagian tugas. Dalam masa berbiak energi sang betina sebagian besar akan dihabiskan untuk mengeluarkan telur. Walau hanya 1-2 butir, ukuran telur burung Kiwi luar biasa besar. Selain ukurannya, berat telur ini sungguh mengherankan, bobotnya bisa mencapai 25% berat tubuh induknya! Dibandingkan kerabatnya, burung unta yang telurnya cuma 2% dari berat tubuh induknya, dan berat bayi manusia kira-kira hanya 5% saja dari berat ibunya dan telur ini dierami sekitar 75 hari – 80 hari. Oleh karena itu, pekerjaan selebihnya dilakukan si pejantan, termasuk urusan merapikan sarang, mengerami telur, sampai menemani si kecil mencari makan setelah telurnya menetas. Hebat kan? Burung Kiwi memang deh, kecil-kecil cabe rawit…..diantaranya lubang hidung burung Kiwi terdapat hampir di ujung paruhnya, tidak punya ekor dan sayapnya sangat kecil, oleh karena keadaan sayapnya yang sangat kecil itu burung kiwi tidak bisa terbang. Paruhnya langsing dan tajam hal ini sesuai dengan makanannya yaitu hewan- hewan kecil seperti cacing dan hewan- hewan lain. Lubang hidung burung kiwi terdapat hampir di ujung paruhnya.

Burung kiwi merupakan burung yang hidupnya nokturnal yaitu keluar dan mencari makan pada waktu malam hari. Kiwi biasa mencari makan di malam hari. Itulah yang membuat kiwi jarang terlihat oleh manusia. selain itu, kiwi juga termasuk burung pemalu. Untuk mengambil makanan dari dalam tanah, burung kiwi biasa menggunakan paruhnya yang panjang dan tajam. Uniknya, diujung paruhnya itu terdapat indra penyecap makanan. Makanan kegemarannya adalah cacing tanah, serangga tanah, buah–buahan semak, dan hewan–hewan kecil yang berbau. biasanya kiwi tinggal di dalam lubang–lubang akar pohon besar. Musim kimpoi adalah saat membuat teritori. Ukuran teritori ditentukan oleh sejauh mana suara teriakan sang pejantan masih bisa terdengar. Luasnya bervariasi, dari hanya 2 hektar hingga lebih dari 100 hektar. Burung ini hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya. Tak seperti burung-burung lain di luar Selandia Baru, yang hidup bersama hewan mamalia, burung-burung Selandia Baru mengeluarkan bau menyengat saat memproduksi lilin untuk melindungi bulu-bulu mereka. Disaat tidur kiwi gemar melipat paruh dan kepalanya kedalam, kemudian menutupinya dengan bulu–bulunya. Kalau bertamu musuh, kiwi akan menyelamatkan diri dengan berlari.

Saat ini spesies kiwi termasuk sebagai hewan langka, maka dengan dijadikannya ia sebagai ikon Negara akan mendorong banyak upaya pelestarian dan perlindungan bagi kelangsungan hidup kiwi agar tidak punah. Ternyata burung kiwi hanya dapat hidup di tempat gelap. Jika mereka terkena sinar matahari, maka mereka akan sakit dan lama2 bisa menyebabkan kematian. Kiwi berbau seperti jamur atau amonia. Hal inilah yang bisa jadi menyebabkan spesies itu kini terancam punah.

12/22/11

Burung kuntul

Burung kuntul terdiri dari dua macam yaitu burung kuntul (Egretta garzetta) dan Burung kuntul kerbau. Pada musim kawin, burung ini mempunyai dua bulu hias putih yang tipis memanjang pada tengkuknya dan lebih banyak bulu pada punggungnya yang meluas melebihi ekor. Kenapa dinamakan burung Kuntul Kerbau? burng ini sangat suka mencari makan di dekat kerbau atau sapi yang merumput. Burung ini mempunyai bentuk tubuh yang lebih ramping daripada Blekok Sawah. Hampir semua bulunya berwarna putih. Namun, selama musim kawin, bulu-bulu pada kepala, leher, dan punggungnya bisa berubah menjadi berwarna kuning kerbau dan paruhnya kuning dan lebih tebal daripada kuntul lain. burung ini biasa kita temui di daerah Sulawesi, sampai Nusa Tenggara.

Kuntul Kerbau adalah sejenis burung yang sangat dikenal oleh peternak kerbau sebagai pengawas dan pemakan parasit pada ternak seperti detak dan lalat. Sebuah studi di Australia menemukan bahwa Kuntul Kerbau mengurangi banyaknya lalat yang mengganggu lembu dengan patukan secara langsung pada kulit kerbau. Hal ini membuat pengusaha peternakan dan Hawaiian Board of Agriculture and Forestry menjadi burung ini sebagai Hewan Peliharaan.

Burung ini berkaki panjang, berleher panjang, dan tersebar di seluruh dunia. Burung Cangak dan Kowak juga termasuk keluarga Kuntul. Burung kuntul sewaktu terbang lehernya membentuk seperti huruf "s" dan tidak diluruskan, berbeda dengan burung dari keluarga Bangau (Ciconiidae) dan Ibis (Threskiornithidae) yang meluruskan leher dan merentangkan kaki-kakinya sewaktu terbang. Dalam bahasa Melayu, burung dari keluarga Ardeidae dan Ciconiidae disebut Bangau, sedangkan di Indonesia istilah Bangau digunakan untuk burung dari keluarga Ciconiidae. Habitat burung Kuntul di lahan basah, di pantai atau terumbu karang.

12/21/11

Burung Kenyalang

Burung ini terdapat di pulau jawa, Sumatera, Kalimatan, Malaysia, dan Semenanjung Malaysia. Burung kenyalang atau yang dikenal juga dengan nama enggang badak ini hidupnya berpasangan, karena burung kenyalang betina sangat mengandalkan jantannya untuk menjaga dan menungguinya ketika dia sedang bertelur dan mengerami sampai membesarkan anak-anak mereka.

Sarang burung ini berada di dalam batang pohon yang ditutup dengan lumpur hingga yang tersisa hanya lubang kecil tempat jantan memberikan makanan yang dibawahnya kepada sang betina yang tinggal di dalam bersama telur-telurnya. Burung enggang badak makan buah-buahan, serangga, reptilia kecil, tikus, dan burung kecil.

12/20/11

Burung Perkutut

Burung Perkutut (Geopelia striata) banyak hidup di hutan-hutan dataran rendah. Sebagai burung yang masuk dalam suku Columbidae, perkutut mempunyai banyak kerabat dekat seperti peragam dan punai yang tersebar luas di seluruh dunia. Namun, khusus jenis perkutut penyebarannya hanya terbatas dari Semenanjung Malaya sampai Australia. Di Indonesia jenis perkutut cukup banyak. Penghobi membedakan perkutut yang ada sesuai dengan daerah asalnya, misalnya perkutut Sumatera, perkutut Jawa, perkutut Bali, dan perkutut Nusa Tenggara. Khusus untuk di Jawa, masih dibedakan lagi sesuai dengan asal daerah yang selama ini dikenal sebagai daerah penghasil perkutut berkualitas, misalnya perkutut Pajajaran, perkutut Mataram, perkutut Majapahit, perkutut Tuban, dan perkutut Madura. Di Jawa dulunya perkutut banyak dijumpai di daerah bersemak terbuka yang kering atau di pinggiran hutan yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. Bahkan, dulu perkutut juga sering dijumpai mencari makan di ladang atau persawahan.

Umumnya perkutut hidup dan mencari makan secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Burung-burung ini biasanya makan di atas permukaan tanah. Tidak jarang ditemukan perkutut yang sedang minum secara bersamaan pada sumber air. Karena tidak mudah terganggu dengan kehadiran manusia dan bisa didekati dalam jarak beberapa meter, perkutut dikenal sebagai burung yang agak jinak. Bila merasa terancam, burung ini akan terbang cepat dan berhenti dalam jarak yang pendek atau bertengger di atas pohon yang tidak jauh dari tempat asalnya. Di alam bebas perkembang biakan perkutut tidak sebaik di breeding farm. Di alam bebas perkutut hanya bertelur dua sampai tiga kali setahun yang terjadi pada bulan Januari-September. Musim berbiak ditandai dengan pembuatan sarang oleh sepasang perkutut yang sedang berahi. Bentuk sarang agak datar dan tipis. Bagian bawah sarang dibuat dari kumpulan ranting yang agak kasar, sedangkan bagian atasnya dilapisi daun rerumputan kering atau serabut yang lebih halus. sarang umumnya diletakkan pada pohon atau semak yang tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah.

Beberapa hari setelah sarang jadi, perkutut betina akan bertelur sebanyak dua butir. Telur ini berwarna putih dengan bentuk oval. Ukuran telur kurang lebih 22 X 17mm. Telur akan dierami secara bergantian oleh kedua induk selama kurang lebih dua minggu, setelah itu telur menetas. Anak perkutut yang baru menetas tampak berwarna merah, tidak mempunyai bulu, dan matanya masih tertutup. Pada saat seperti ini anakan masih memerlukan kehangatan dari tubuh induknya. Oleh karena itu, induk akan mengeraminya sampai tumbuhnya bulu (sekitar umur dua minggu). Anakan perkutut yang baru menetas oleh induknya diberi makan berupa susu yang dihasilkan oleh tembolok induknya. Proses penyusuan ini berjalan sesuai dengan naluri alamiah burung. Anak yang belum bisa melihat tersebut menyentuh-nyentuhkan paruhnya ke arah mulut induknya. Setelah mengena, anakan tersebut akan memasukkan kepalanya di tenggorokan induknya. Proses inilah yang dinamakan menyusu. Bersamaan masuknya kepala si anak ke tenggorokan induk, si induk akan memuntahkan isi tembolok yang berupa cairan dan langsung masuk ke mulut si anak. Proses penyusuan ini biasanya berlangsung sampai si anak keluar bulu atau sudah bisa terbang. Perkutut tangkapan hutan yang telah lama menjadi Hewan Peliharaan lazim disebut perkutut lokal. Perkutut tersebut biasanya sudah pandai manggung, tetapi sayang sulit diternak. Kendalanya perkutut lokal sangat lamban atau tidak mudah berkembang biak. Upaya menyilangkan induk jantan perkutut lokal dengan induk betina perkutut Bangkok juga lambat atau tidak selancar perkutut Bangkok murni. Akhirnya banyak yang memilih indukan jantan maupun betina perkutut Bangkok murni karena lebih efektif.

Perkutut-perkutut lokal tersebut sebenarnya dalam hal suara tidak terlalu berbeda jauh walaupun masing-masing mempunyai ciri khas. Perkutut dari satu daerah mempunyai perbedaan dengan perkutut dari daerah lain, tetapi perbedaannya tidak begitu mencolok. Bahkan, dalam hal ukuran atau berat badan hampir tidak berbeda. Perkutut tergolong dalam kelompok burung kecil (betina 19-21 cm dan jantan 20-24 cm) dengan berat antara 60-70 gram. Warna tubuh didominasi dengan warna cokelat dengan ekor agak panjang. Warna pada bagian kepala abu-abu dengan bagian belakang kecokelatan. Leher dan bagian sisinya bergaris halus. Bagian punggung berwarna cokelat dengan tepi-tepi bulu berwarna hitam. Bulu sisi terluar pada ekor berwarna agak kehitaman dan pada bagian ujungnya putih.

Iris (selaput pelangi mata) abu-abu agak kebiruan, paruh abu-abu, dan kaki merah jambu. Warna lain yang menjadi ciri khas perkutut adalah bulu pada punggung sayap, sisi leher, dada, dan bagian sisi badan berwarna cokelat agak keabu-abuan. Jenis perkutut lokal semakin hari semakin kurang diminati oleh penggemar perkutut terhadap suara yang semakin meningkat. Sekarang ini penggemar perkutut menuntut suara yang lebih bagus. Artinya, penggemar perkutut sekarang bukan hanya berpatokan pada munculnya suara depan, tengah, dan belakang saja, melainkan lebih berkembang lagi pada tarikan suara depan yang panjang, tekanan suara, bersihnya suara, dan sebagainya. Tambahan tuntutan tersebut jelas tidak bisa di peroleh dari burung tangkapan alam atau lokal, sebab umumnya suara burung lokal ringan dan datar. Oleh karena itu, tanpa disadari orang harus beralih pada perkutut hasil silangan. Hanya dengan cara silangan penggemar bisa memperoleh suara perkutut sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan cara silangan inilah akhirnya penggemar perkutut di tanah air minded dengan perkutut keturunan asal Bangkok (silsilah keturunan). Perkutut asal Bangkok tersebut umunya mempunyai kualitas suara yang bisa diandalkan, baik pada irama dan tekanan suara (depan, tengah, dan belakang) maupun powernya. Hal itu tidak lepas dari kepiawaian dari penangkar di sana yang memang diakui cukup ahli dalam soal silang-menyilang perkutut.

12/19/11

Burung Kolibri

Banyak orang akan sepakat bahwa kolibri adalah salah satu jenis burung yang indah dan menarik. Burung kolibri ini masih banyak terdapat di berbagai pelosok Indonesia, termasuk di Kartasura. Sayangnya, saat ini kolibri banyak diburu untuk diperjualbelikan sebagai Hewan Peliharaan untuk tujuan hobi dan lomba. Padahal burung ini bisa menjadikan halaman rumah atau kebun kita lebih asri ketika dia datang dan mencari madu di tetumbuhan dekat rumah.

Apa itu burung Kolibri?
Kurang lebih terdapat 340 spesies burung kolibri di dunia dan kebanyakan dari mereka hidup dan berkembang biak di Amerika Selatan. Burung Kolibri adalah burung yang suka bermigrasi dan mengembara dengan jarak yang sangat jauh hanya untuk bertelur. Setidaknya terdapat 16 spesies burung kolibri berkembang biak di Amerika Serikat.

Burung kolibri memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Dari burung kolibri dengan bulu yang polos sampai bulu yang berwarna warni dan memiliki sayap yang indah. Salah satu yang mudah dikenali adalah spesies burung kolibri yang hidup di Amerika Serikat yang biasa disebut burung kolibri leher rubi (Ruby-Throted Hummingbird).  Panjangnya sekitar tiga inchi dan memiliki bulu disekitar leher berwarna merah.

Jenis burung terkecil adalah burung kolibri lebah (Bee Hummingbird). Diberi nama seperti itu karena ukurannya yang hampir menyamai lebah. Jenis yang terbesar dari burung kolibri bernama burung kolibri raksasa (Giant Hummingbird) yang ukurannya 8 inchi lebih tinggi dari burung kolibri lebah. Terdapat satu jenis burung kolibri yang paling jarang ditemukan yakni burung kolibri ekor indah (Marvellous Spatuletail Hummingbird). Burung jenis ini hidup di Peru dan dikenali dari bulu ekornya yang sangat panjang. Burung ini juga memiliki warna biru yang sangat mempesona dan biasanya digunakan untuk menarik perhatian para betina.

Umur burung kolibri mencapai 3 sampai 4 tahun. Makanan utamanya adalah serbuk sari yang manis dan mereka menggunakan lidahnya yang panjang untuk menjilat nektar yang ada didalam bunga. Selain nektar mereka juga biasanya memakan serangga-serangga kecil. Disamping bentuknya yang lucu dan menggemaskan ternyata burung kolibri merupakan tipe burung yang sangat menjaga teritorialnya. Ketika mereka tidak pergi untuk mencari makan, mereka akan bertengger di ketinggian dan akan menyerang penyusup yang masuk ke wilayah mereka.

Bagaimana cara mereka terbang?
Sayap burung kolibri mengepak sangat cepat sehingga tidak mudah untuk melihatnya. Semakin kecil ukuran burung kolibri maka semakin cepat kepakan sayapnya. Sayap tersebut akan mengepak sebanyak 15 sampai 80 kali dalam satu detik tergantung jenis burung kolibri tersebut. Saat mengepak timbul suara berdengung, oleh sebab itu burung ini dalam bahasa inggris bernama hummingbird. Burung kolibri memiliki gaya terbang yang berbeda dari burung-burung lainnya. Burung ini mampu bergerak keatas dan kebawah dengan cepat. Sehingga hal ini membuatnya mampu melakukan gerakan yang sulit dilakukan burung lain

seperti terbang di tempat yang sama beberapa menit, terbang kedepan, terbang mundur, kesamping, dan dari atas ke bawah. Mereka mampu bertengger di satu pohon selama 5 menit dan kemudian dalam sekejap mata pindah ke pohon yang lain.

Kebanyakan buruk melakukan gerakan kebawah membutuhkan banyak energi sedangkan gerakan keatas membutuhkan sedikit energi. Dikarenakan burung kolibri melakukan gerakan keatas dan kebawah secara bersamaan maka dibutuhkan energi yang sangat banyak apalagi tanpa beristirahat. Jika diumpamakan burung kolibri adalah manusia, setidaknya dibutuhkan 30.000 kalori sehari untuk melakukan gerakan akrobatiknya. Burung kolibri juga memiliki proporsi hati yang sangat besar di dalam tubuhnya dan juga memiliki detak jantung yang mencapai 1000 detak jantung per menit saat terbang dan 200 detak jantung per menit ketika tidur. Sungguh sangat menakjubkan.

12/7/11

Burung Cendrawasih

Burung Cendrawasih yang merupakan burung khas Papua, terutama yang jantan, memiliki bulu-bulu yang indah layaknya bidadari yang turun dari surga (kayangan). Keindahan bulu Cendrawasih tiada duanya. Oleh masyarakat Papua, burung cendrawasih dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. Dulunya burung ini dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki. Mereka tidak akan turun ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran bulu-bulunya yang indah. Karena itu kemudian burung Cenderawasih terkenal sebagai Bird of Paradise atau Burung Surga (Kayangan). Dan beberapa jenis yang terkenal adalah dari genus Paradisaea yang penamaannya berasal dari kata Paradise. Burung-burung Cendrawasih mempunyai ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu.

Ukuran Burung Cenderawasih beraneka ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50 gram seperti pada jenis Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), hingga yang berukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus albertisi) atau yang beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung (Manucodia comrii). Keindahan bulu Cendrawasih jantan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian tersendiri.

Burung Cendrawasih mempunyai habitat hutan lebat yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari surga ini dapat dijumpai di beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Selain itu juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian Timur. Burung Cendrawasih ini dulu populasinya cukup banyak di hutan Papua, tapi karena terus diburu, akhirnya populasi burung ini menurun tajam dan semakin sulit ditemui. Bukan hanya diburu untuk dijadikan sebagai Hewan Peliharaan, tetapi habitat berkembangbiaknya pun semakin sempit karena banyak penebangan hutan.

12/6/11

Burung Kasuari

Burung Kasuari tergolong dalam ordo Casuariiformes. Ordo ini terdiri dari dua famili, yaitu famili casuaridae dan dromidae. Di Indonesia hanya ditemukan famili casuaridae, yang terdiri dari tiga species : Casuarius casuarius, Casuarius benneti dan Casuarius unafendiculatus.


Ciri-ciri umum famili casuaridae a.l.:
 Tubuh besar berbentuk pasak, tinggi bisa mencapai 150 cm.
 Kakinya kokoh untuk berjalan dan berlari
 Leher panjang, kokoh dan paruh besar – kuat
Tidak dapat terbang karena sayap degenerasi dengan bulu yang tidak sempurna dan terlepas. Jari kaki 3 buah menghadap kedepan dengan kuku tajam.

Propinsi Papua (Irian Jaya) merupakan daerah Kawasan Timur Indonesia, yang kaya akan keaneka ragaman hayati, baik fauna maupun floranya. Keaneka ragaman fauna Irian Jaya dari jenis burung , ada 602 species dengan tingkat endemic 52 % (Anonymous, 1993). Salah satu jenis burung endemik yang tergolong paling besar tubuhnya adalah burung kasuari (Casuarius Sp.). Burung ini selain besar, juga memiliki keindahan warna leher dan pialnya.

Kasuari merupakan burung besar yang tubuhnya berat (60-75 kilogram), hanya dijumpai di pulau Papua, Kepulauan Aru, Seram dan Australia Timur Laut. Berkerabat dekat dengan burung Unta, Emu, Kiwi, Rhea dan Tinamou yang tergolong kedalam ratiles atau burung yang tidak dapat terbang. Kasuari dapat lari dengan kecepatan 40 kilometer per jam dengan satu lompatan melewati rintangan. Memiliki sepasang kaki yang kokoh dengan ketiga jarinya yang dipersenjatai kuku atau cakar yang tajam dan panjang. Bulu kasuari dewasa berwarna hitam legam, kaku dan pendek. Sedangkan bulu anak kasuari berwarna coklat pucat dengan garis-garis memanjang dari kepala keekor berwarna coklat gelap. Perubahan warna bulu dari coklat bergaris menjadi coklat polos terjadi pada umur sekitar 6 bulan kemudian dari coklat menjadi warna hitam legam setelah mencapai umur dewasa kelamin yaitu sekitar umur 4 tahun.

Kasuari memiliki daerah teritori tertentu dan hidup secara soliter kecuali pada musim kawin dan saat mengasuh anak Kasuari tergolong hewan diurnal yaitu melakukan aktivitas disiang hari. Di alam bebas kasuari menjelajahi hutan sendiri-sendiri (soliter) atau bersama anaknya atau berpasangan pada saat musim kawin. Pada saat musim kawin satwa ini bersifat nervous dan siap menyerang siapa saja yang berada disekitarnya. Menjelang dan awal musim kawin, jantan mulai mendekati betina dan pada saat ini sering terjadi perkelahian antar kasuari jantan dalam memperebutkan betina.

Perkembang biakan Kasuari

Pertemuan jantan dan betina saat musim kawin, umumnya di daerah teritori atau di areal tempat makan kasuari betina. Bila kasuari betina telah menerima pejantan maka kasuari jantan akan mengikuti betina terus sehingga terlihat berpasangan, tetapi sebaliknya bila betina menolak maka jantan akan diusir. Pengusiran ini lebih sering terjadi pada saat diluar musim kawin. Kasuari betina umumnya lebih besar dari jantan. Kasuari merupakan salah satu spesies yang melakukan perkawinan dengan sistem poliandri.

Seekor kasuari betina akan kawin dengan lebih dari satu kasuari jantan. Setelah satu clatch peneluran, kasuari betina akan meninggalkan pasangannya dan akan mencari dan akan bercumbu dengan kasuari jantan lain sampai dibuahi pada clutch peneluran berikutnya. Semakin tua kasuari betina semakin luas teritorinya, lebih banyak pasangannya dan lebih agresif saat bercumbu sehingga turunannya lebih banyak.

Menurut Coates (1986), musim kawin pada kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius) umumnya dari bulan Juni sampai Oktober tetapi paling sering Juli dan Agustus, sedangkan pada kasuari gelambir tunggal (Casuarius unappendiculatus) masa kawin terjadi selama musim panas dan musim bertelur pada bulan Juni. Masa kawin pada kasuari kerdil (Casuarius bennetti) terjadi pada akhir musim hujan atau bulan Maret dan April. Kasuari jantan dan betina menduduki teritori tertentu pada saat bertelur.

Betina meletakkan 3-6 telur berwarna kehijauan dalam sarang yang terbuat dari daun-daunan pada pangkal sebatang pohon, kemudian betina pergi ke hutan meninggalkan sang jantan yang akan mengerami, menjaga dan mempertahankan anak-anaknya dari predator. Selama kurang lebih 7 minggu jantan sibuk mengerami telur dan menjaga anaknya setelah menetas.

Jika pada waktu pengeraman ini terdapat gangguan atau ancaman dari luar maka sang jantan akan segera lari ke hutan, berusaha mengalihkan perhatian predator terhadap telur atau anak-anaknya yang berharga. Bagi pejantan sendiri merupakan sasaran yang penampilannya menyolok karena warnanya yang hitam kelam, sedangkan telur berwarna hijau dan anak kasuari bergaris garis coklat sehingga kemungkinan besar tidak akan terlihat oleh predator. Anak kasuari akan tinggal bersama kedua induknya sampai umur sembilan bulan sebelum mereka menjalani pola hidup soliter dan menduduki teritori atau home range sendiri.

Kasuari tampaknya dapat dijadikan Hewan Peliharaan dengan mudah. Sebagai burung yang tak dapat terbang, maka kandangnya cukup berupa pagar, lalu disediakan tempat berteduhnya disudut atau tengah kandang. Kasuari yang telah lama dipelihara punya tingkah laku mirip anjing, cerdik, bisa diajak gurau oleh si pemilik atau pemelihara. Dapat dilepaskan dari kandang dari kandang dan kembali pulang.

12/5/11

Burung Kelicap

Banyak orang yang senang dengan burung oleh karenanya banyak yang menjadikan burung sebagai Hewan Peliharaan di pekarangan rumahnya. Ada yang tertarik dengan bentuknya yang indah, suara yang merdu, dll. Tetapi untuk burung yang satu ini memang memiliki daya tarik tersendiri bagi manusia. Selain bulu yang indah dan warnanya yang beragam, suara atau kicauan yang dibuatnya seringkali membuat pemilikinya terpukau.

Untuk semua burung mempunyai paruh, homoioterma, berdarah panas, dengan suhu tetap 40-44 oC. Bertulang ringan dan berongga di kebanyakan tempat untuk mengurangi ketumpatan dan beratnya. Yang berbeda hanyalah bentuk dan ukurannya seperti Burung Kelicap atau juga yang menyebutnya burung cericap.

Burung Kelicap adalah burung yang memiliko keelokan pada bulunya, warnanya sangat mencolok. Burung kecil ini memiliki suara yang sama sekali tidak sebanding dengan tubuhnya. Suaranya sangat keras dan riuh sekali ketika sedang berkicau oleh sebabnya burung ini kerap dijadikan Hewan Peliharaan. Burung ini sangat banyak jenisnya, diantaranya burung kelicap, bukit, kelicap kunyit, kelicap pipi merah dan masih banyak jenis-jenis lainnya.

12/2/11

Evolusi Burung Finch

Burung finch (satu genus dengan burung pipit) di Kepulauan Galapagos yang dulu dipakai Charles Darwin untuk mengembangkan teori evolusi, kini terbukti cocok dengan teori itu—mereka memang ber-evolusi.

Burung-burung finch yang berukuran sedang, yang dulu diteliti Darwin, ternyata perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan aneka jenis biji-bijian. Perubahan ini mulai terjadi sekitar duapuluh tahun setelah kedatangan burung pesaing mereka yang berukuran lebih besar, dan memperebutkan sumber makanan yang sama. Beragam jenis burung finch ini banyak memikat orang untuk memeliharanya sebagai hewan peliharan.

Keragaman burung finch di Pulau Galapagos menginspirasi Charles Darwin untuk mengembangkan konsep evolusi yang mendasarkan pada seleksi alam. Namun, hal tersebut benar-benar terbukti dan berhasil diamati.

Salah satu spesies burung finch darat yang berukuran sedang memilih untuk mengembangkan paruh yang berukuran kecil. Hal tersebut dilakukan setelah daerah jelajahnya kedatangan burung pesaing yang lebih besar dalam 20 tahun terakhir.

"Perubahan ukuran paruh menunjukkan bahwa persaingan untuk memperoleh jenis makanan dapat mendorong evolusi," kata penelitinya Peter Grant dari Universitas Princeton. Paruh yang kecil akan lebih menguntungkan karena dapat digunakan untuk memangsa biji-bijian yang lebih kecil. Penemuan ini sangat berharga sebab perubahan makhluk hidup karena persaingan jarang bisa diamati.

"Umumnya, perubahan fisik dapat diamati pada makhluk hidup yang berpindah habitat atau mengalami perubahan iklim sehingga harus menemukan sumber makanan baru," kata Robert C. Fleischer, seorang pakar genetika di Museum Sejarah Alam dan Kebun Binatang Nasional Smithsonian.

Biji-bijian besar yang merupakan sumber makanan finch berukuran sedang mulai berkurang. Apalagi, curah hujan tahunan sangat rendah sepanjang 2003 dan 2004.

Tingkat kematian spesies Geospiza fortis yang memiliki paruh relatif besar meningkat sehingga populasi yang tersisa hanya yang memiliki paruh kecil yang dapat memecah biji-bijian kecil. Selain itu, finch dengan paruh kecil tidak perlu bersaing dengan Geospiza magnirostris yang hanya mencari biji-bijian besar.

Begitulah proses evolusi yang disebut pergeseran karakter di mana seleksi alam akan menghasilkan perubahan bagi generasi berikutnya. Grant melaporkan hasil pengamatannya dalam jurnal Science.
Burung Gouldian Finch (juga dikenal sebagai Burung Pelangi atau Lady Gouldian Finch) berasal dari Australia dan merupakan anggota dari keluarga finch, yang juga termasuk burung gagak, cross bill dan finch emas.

Burung Gouldian Finch memiliki habitat di padang savana di daerah utara Australia. Saat musim panas, burung Gouldian Finch melindungi diri mereka dari sinar matahari dengan cara berteduh di bawah dahan pohon eucalyptus. Makanan mereka terdiri dari berbagai macam biji-bijian, tanaman dan batuan garam. Mereka menghasilkan empat hingga enam telur pada setiap masa kawin, Anda harus menyiapkan kandang yang memadai jika menjadikan hewan ini sebagai hewan peliharaan. Mereka mengeluarkan telur satu setiap 24 jam. Anak burung dengan bulu yang lengkap akan muncul setelah 22 hari.

Seorang naturalis John Gould dan istrinya yang seorang artis adalah orang pertama yang menemukan burung Gouldian Finch ketika sedang menjelajahi Australia antara 1838-1840. Istrinya meninggal ketika mereka kembali ke Inggris, dan Gould menganugerahkan nama burung itu dengan nama yang menurutnya adalah yang paling cantik: Lady Gouldian Finch (Amandina Gouldian). Pada tahun 1887, burung finch kepala hitam dan merah pertama diimpor ke Inggris dimana hal ini menimbulkan sensasi.

Ketika pendiri perusahaan ViewSonic James Chu memutuskan untuk membangun dan memasarkan monitor komputer, dia menyadari perlunya membangun citra merek yang kuat - yang akan menggambarkan kualitas dan nilai yang superior. Dia pun memahami keunggulan membuat sebuah visual yang berbeda, menarik perhatian sehingga dapat dengan cepat mengkomunikasikan beberapa atribut seperti warna yang cemerlang dan resolusi yang tajam. Dia percaya bahwa memiliki tampilan yang indah adalah penting untuk sebuah monitor, karena mereka adalah komponen personal komputer yang paling terlihat.

Bekerja dengan penasihat pemasaran yang dipercaya, Chu mulai mencari sebuah logo atau simbol yang melambangkan tujuan ini selain pula menggambarkan kemudahan penggunaan dan kenyamanan.

Tiga burung yang membentuk logo ViewSonic telah menjadi sebuah simbol kesempurnaan yang dikenal dengan baik. ViewSonic mencoba untuk terus menerus memastikan bahwa pelanggan di seluruh dunia mengasosiasikannya dengan atribut yang merupakan karakter dari perusahaan – kualitas yang superior, indah, warna cemerlang, mengundang kehangatan dan mudah digunakan.

Burung ini telah menjadi simbol dari ViewSonic dan kami memiliki simpati khusus terhadap mereka. Kami telah menjadi sponsor dari program adopsi burung Lady Gouldian.com. untuk mengadopsi satu dari burung indah ini atau untuk mengetahui lebih jauh.