Showing posts with label burung. Show all posts
Showing posts with label burung. Show all posts

5/16/11

MENGENAL CIBLEK SI KECIL CABE RAWIT

Burung Ciblek atau dikenal juga dengan nama latin prinia familiaris kini semakin langka. Burung yang dimasukkan ke dalam keluarga Prinia (merujuk bulu sayap putih bertipe prinia) kini hanya tersisa di sebagian kecil pulau Jawa. Sumatera dan Bali. Di Sumatra tidak jarang sampai ketinggian 900 m dpl, sedangkan di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl. 

Ciblek sebagai hewan peliharaan yang memiliki ukuran fisik yang tergolong kecil, hanya sekitar 12 cm terhitung dari ujung paruh hingga ekor.  Memiliki bulu punggung berwarna hijau ke abu abuan dengan bagian ujung ekor bermotif totol kehitaman tipis. Pada bagian punggung ada dua macam warna. Untuk tipe ciblek tegalan/ kebun dicirikan dengan warna dada putih sedangkan ciblek sawah berwarna abu abu agak gelap. Ciblek dada putih memiliki intonasi yang panjang, keras dan lebih melengking dengan suara bersuara cap..cap..cap… sedangkan ciblek sawah  berbunyi cip..cip..cip… Paruh burung ciblek berbentuk runcing dan kecil dengan bagian atas kehitaman dan bawah kekuningan. Kakinya sangat rapuh berwarna coklat kemerahan. Burung ciblek hidup secara berkoloni kecil antara 3 hingga 12 ekor. Mereka mencari makanan di area terbuka seperti sawah, pekarangan, kebun atau bisa juga didaerah tertutup seperti pinggiran hutan dan kawasan bakau. Di alam bebas, ciblek akan berbunyi secara bersahut sahutan dengan kawanannya. Nyanyian tersebut sebagai tanda komunikasi agar tidak terpisah dan juga sebagai tanda perngatan jika ada bahaya. Saat bernyanyi, ciblek akan mengangkat pantat dan ekornya sehingga terlihat semakin cantik. Burung ciblek mencari mangsa berupa ulat maupun serangga kecil. Terkadang mereka akan turun ke tanah untuk mengambil cacing yang muncul di permukaan. Akan tetapi ciblek peliharaan berbeda lagi dalam hal selera makanan. Mereka dibiasakan mengkonsumsi voer, ulat hongkong atau kroto yang dicampur. Burung ciblek yang gagal beradaptasi dalam selera makanan buatan manusia biasanya akan mati mendadak.

Seperti kebanyakan Burung kecil lainnya, ciblek membuat sarang dengan menganyam rerumputan halus. Mereka memilih pohon yang tidak terlalu lebat dengan banyak batang. Sarang ciblek berukuran kecil kurang lebih berdiameter 15 cm dengan lubang kearah samping. Sarang diletakkan di batang dengan ketinggian minimum 2 meter. Mereka bertelur antara 3 hingga 5 ekor. Ciblek termasuk burung yang pandai mengasuh anaknya, terbukti dengan rendahnya angka kematian anak di sarang. 

Sebelum tahun 1990 an burung ini dibiarkan hidup bebas. Akan tetapi saat ini burung ciblek terus diburu. Penangkapan banyak dilakukan terutama di daerah pedesaan di pulau Jawa. Sifatnya yang tidak takut terhadap manusia, semakin mudah untuk menjerat burung ciblek. Ada beberapa macam cara untuk menangkap burung ini. Pemburu tradisonal biasanya menggunakan pulut (getah nangka) yang di oleskan di daerah habitat ciblek. Karena burung ini memiliki pola terbang pada daerah yang sama, pemburu dapat memprediksi titik titik burung ini akan hinggap kembali. Ada pula yang menangkap dengan membentangkan jarring di sawah. Bisa juga dengan meletakkan cermin atau anakan burung yang diambil dari sarangnya pada sangkar perangkap sehingga memancing indukan untuk datang dan masuk perangkap. Para penangkap burung yang terampil, bahkan, kerap hanya bermodalkan senter, dan kecepatan tangan untuk menangkap burung ciblek yang tidur di malam hari pada pohon pohon ketela.

Burung Ciblek dikenal memiliki daya tahan yang rapuh terutama hasil tangkapan dewasa. Saat ini belum terdengar ada pembiak yang berhasil menangkarkan burung ciblek. Burung ciblek peliharaan yang sudah pandai berkicau berharga mahal mencapai rentang harga antara 200 hingga 500 ribu sedangkan untuk yang berkualitas biasa dihargai tiga puluh hingga tujuh puluh  ribu. Burung ciblek kualitas bagus sering digunakan untuk memaster burung lomba kicauan karena suara ciblek bening dan tajam dan mudah ditirukan.  

5/14/11

KARAKTER BURUNG BRANJANGAN


Burung Branjangan atau dengan nama lain Mirafra Javanica adalah hewan peliharaan burung dari bangsa Passeriformes dari famili Alaudidae yang terkenal dapat bernyanyi dengan indahnya. Kepiawaiannya dalam meniru suara burung lain meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu aseli burung itu di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek” atau “cik” dan “tir”. Serta gaya bertarungnya dengan cara mengepakan sayap (ngeper) semakin menambah kesukaan orang untuk memelihara burung ini.

Karakter Burung Branjangan yang tidak dimiliki burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari hovering (terbang di tempat). Di alam bebas, Branjangan sering bernyanyi di atas kabel telpon atau batu atau pucuk pohon yang tinggi dan sesekali akan berkicau dengan pola seperti helikopter (hovering) untuk menunjukan daerah kekuasaan atau untuk menarik betinanya. Branjangan merupakan burung persawahan/ladang yang suka hidup di area terbuka berumput atau semak-semak yang tidak terlalu rimbun. Dahulu tidak banyak orang yang tahu bahwa burung kecil dengan bulu kusam ini mempunyai suara yang indah dan pandai meniru suara burung lain, kecerdasannya dalam memaster suara burung lain akan membuat suara kicauannya menjadi beragam, suara burung Prenjak, Ciblek, dan burung Gereja akan mudah diadopsi oleh Branjangan.
Perawatan burung branjangan yang relatif mudah membuat burung ini semakin diburu. Beberapa pelomba burung bahkan menjadikan burung ini menjadi burung “wajib” untuk master burung lombanya. Karakter suara branjangan yang miji-miji akan memudahkan burung maskot mengadopsi suara branjangan. Branjangan yang sudah dapat memaster burung prenjak, ciblek, gereja tarung, cucak jenggot, love bird dan burung lain dan bermental baik akan memiliki harga yang lumayan fantastis. Dengan hanya memiliki satu ekor burung, maka cukup untuk memiliki bermacam suara burung lain.

RAGAM JENIS BURUNG ANIS


Bagi penggemar Burung Berkicau, burung anis merupakan salah satu burung primadona, berikut ini artikel membahas ragam jenis burung anis;

Anis Merah merupakan hewan peliharaan (Zoothera citrina) berada di urutan pertama sebagai burung paling banyak diminati. Selain karena suara mendayu-dayu, gaya ocehannya bisa membuat orang takjub. Kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan alias bergaya teler.
Jenis lainnya adalah Anis Kembang (Zoothera interpres). Walau tak banyak melakukan gerakan akrobatik, namun cerecetannya terbilang melengking sehingga para kicaumania jatuh hati.
Itulah kedua jenis anis yang kerap menghiasi dunia Burung Ocehan Indonesia. Padahal sebenarnya ada juga jenis anis lainnya. Yuk, kita lihat beberapa diantaranya.

ANIS SIBERIA
Sebenarnya Burung ini hanya "menumpang hidup" di Tanah Air. Daratan Cina adalah negara asalnya. Ketika di kampung halamannya tengah musim salju, mereka berbondong-bondong terbang ke daerah lain yang tersedia cukup makanan. Misalnya Jawa, Sumatra, dan sebagian Kalimantan. Daerah favoritnya adalah pegunungan. Burung bernama ilmiah Zhoothera sibirica ini memiliki 2 penampilan berbeda. Burung jantan, tubuhnya biru kehitaman dengan ciri khas alis putih di dekat mata. Sedangkan tubuh betina berwarna kecoklatan.

ANIS SISIK

Pola kelir tubuh menyerupai sisik menyebabkan ia diberi nama Anis Sisik. Orang bule pun memanggilnya Scaly thrush. Burung bernama keren Zoothera dauma ini sering terlihat di pegunungan Sumatra Utara. Suaranya terdengar lembut, pendek, dan mengalun. Dia kerap terlihat di lantai hutan.

ANIS KUNING

Ketika berada dalam kelompok, Anis Kuning bersuara berisik. Saat menyendiri suaranya lemah dan pendek. Hutan sekunder dan padang terbuka paling di sukai. Burung bernama ilmiyah Turdus obscurus ini berasal dari Siberia hingga Mongolia. Namun sesekali Anda bisa menyaksikan di hutan Kalimantan dan Sulawesi.

ANIS HIBRIDA

Beberapa hobiis sering menjadi penghulu antara Anis Merah dan Anis Kembang. Perkawinan keduanya menghasilkan Anis Hibrida. Di pasaran, para Kicaumania sering menamainya Anis Blorok. Sebagian lagi menyebutnya Anis Macan.

5/9/11

TIPS PERAWATAN DAN SETELAN HARIAN BURUNG CENDET


Perawatan harian untuk hewan peliharaan burung Cendet relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

  • Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
  • Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
  • Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
  • Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
  • Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
  • Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
  • Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
  • Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
  • Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
Kroto
· Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu.
· Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
· Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.

PENANGANAN APABILA CENDET OVER BIRAHI
·  Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore.
·  Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu.
Jangkrik
·  Berikan Ulat Bambu 2 ekor 3x seminggu.
·  Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore.
·  Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja.
·  Mandi malam.

PENANGANAN APABILA CENDET KONDISINYA DROP
·  Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore.
·  Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap hari.
·  Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali.
·  Mandi dibuat 2 hari sekali saja.
·  Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cendet lain dahulu.
·  Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CENDET UNTUK LOMBA
Perawatan lomba untuk burung Cendet sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan hariannya. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung Cendet agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil.

Kunci keberhasilan perawatan lomba untuk Burung Cendet yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cendet:
· H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 5 ekor sore.
· H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
· 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
· Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
PENTING
· Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung cendet lain.
·  Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CENDET PASCA LOMBA

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Pasca Lomba untuk burung cendet:
·  Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
·  Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
·  Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CENDET MABUNG

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung cendet pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung Cendet menjadi rusak.

Pada masa mabung, metabolisme tubuh burung cendet meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung Cendet butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal.

Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berikut ini Pola Perawatan Masa Mabung untuk burung cendet:
·  Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
·   Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.
· Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan  untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 6 ekor pagi dan 6 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 5 ekor setiap pagi.
·   Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
·   Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG CENDET ( PENTET)
Irama lagu yang dimiliki burung Cendet memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung Cendet. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).

Memilih suara-suara master untuk burung Cendet janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan;
·  Kesesuaian irama lagu dan frekuensi antara suara master dengan burung andalan kita. Ketidaksesuaian suara master dengan burung akan menyebabkan lagu yang fals dan tidak enak didengar.
· Mengikuti Trend Lagu yang ada. Misalnya tonjolan dan tembakan yang sedang digandrungi pada saat ini adalah tonjolan dengan speed rapat divariasikan dengan irama lagu yang ngeroll.
· Variasi irama lagu yang mewah. Yang dimaksud irama lagu yang mewah disini bukanlah suara tonjolan yang keras, tetapi kita harus bisa memilih suara-suara master yang memiliki variasi speed yang selaras dan irama lagu yang memiliki cengkok dan mengalun.
· Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan.
      
· Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung. 

· Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran.
         
·  Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung. Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan. 
    
·  Kunci keberhasilan dalam memaster burung Cendet adalah memaster burung dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).

·         Satu lagi yang terpenting, jangan lupa untuk selalu memperdengarkan suara-suara master tersebut secara berkala (Feedback) kepada burung Cendet tersebut. Supaya irama lagu yang sudah ada tidak hilang dan menjadi rusak.

5/7/11

KARAKTER DAN SIFAT BURUNG CENDET

Cendet atau pentet merupakan salah satu hewan peliharaan jenis burung predator yang memiliki suara variasi isian yang sangat baik dan cendet adalah burung sawah yang dapat menirukan suara burung jenis lain ataupun binatang lain seperti walang kecek dan jangkrik. Singkatnya, burung cendet atau pentet sangat istimewa. Oleh karena itu Cendet mendapat julukan si burung sawah yang cerdas. Suara khasnya memang kurang enak bila di dengar, namun apabila ia sudah dimaster dengan suara burung lain maka suara yang dinyanyikannya akan semakin indah dan enak di dengar. Meski warnanya tidak semewah Murai Batu atau Anis Merah, tetapi tak bisa dipungkiri jika kualitas kicauannya mampu menghipnotis siapa saja yang mendengar. Master yang baik untuk burung cendet ini adalah : cucak jenggot, love bird, cililin, belalang, burung gereja (sedang tarung), branjangan, ciblek, kenari dan jalak uret. Apabila cendet kesayangan Anda memiliki semua jenis suara burung master tersebut maka tinggal bagaimana melatih mentalnya saja agar tidak drop ketika berada di arena lomba atau kontes burung berkicau.

Karakter dan sifat burung cendet adalah ekornya yang panjang dan akan meliuk-liuk jika sedang berbunyi. Sifat asli burung cendet adalah galak dan jika mematuk biasanya dia akan sekaligus menggigit dengan paruhnya yang tajam dan meninggalkan bekas gigitannya ditangan. Namun apabila burung cendet ini kita pelihara sejak piyikan maka sifat galaknya akan sedikit hilang bahkan burung ini jika melihat tangan kita mendekat ia akan langsung turun seolah-oleh kita akan memberinya makan (jangkrik atau ulat).

Sayangnya, untuk mendapatkan cendet yang gacor owor-owor dari pagi sampe sore, kita harus bisa mendapatkan Cendet jantan. Meski ini tidak mutlak, tetapi sangat diyakini bahwa hanya Cendet jantan yang bisa menghibur sang pemilik. Bahkan, dalam latber ataupun  lomba, belum pernah terdengar ada peserta yang membawa cendet betina untuk di adu. Oleh sebab itu, ada baiknya kita mengenali ciri-ciri cendet jantan terlebih dahulu sebelum kita membeli atau memeliharanya. Dan dibawah ini adalah ciri singkat dari cendet jantan atau pentet jantan.
  • Bagian pipi dari cendet jantan memiliki warna hitam yang sangat pekat. Jika hitamnya agak pudar, biasanya cendet tersebut berkelamin betina. 
  • Bentuk kepala cendet jantan biasanya ceper mendatar, sementara cendet betina lebih menggelembung atau agak oval.
  • Supit yang dimiliki cendet jantan berbentuk kecil panjang dan disertai motif garis yang tidak beraturan. Sementara cendet betina memiliki supit yang agak besar dengan disertai motif garis yang teratur seperti kembang.
Ciri-ciri cendet jantan atau ciri-ciri pentet jantan diatas hampir bisa dikatakan sempurna karena mayoritas penghobi dan penjual burung sepakat dengan ciri-ciri tersebut.

5/4/11

Burung Serindit ( Sikecil yang Mungil )

Burung srindit atau serindit termasuk animalia dengan filum chordata, kelas aves, ordo psittaciformes, keluarga Psittacidae atau burung paruh bengkok dengan genus Loriculus. Burung-burung genus Loricus berukuran kecil ini secara umum hidup tersebar di hutan tropis di Asia Tenggara.
Burung yang punya nama lain Sindit dan Seindit ini di wilayah tertentu di Indonesia, menjadi hewan peliharaan burung klangenan atau burung favorit.  Bagi orang melayu Riau misalnya, Serindit sudah lama dimitoskan bahkan diabadikan dalam berbagai cerita rakyat dan dijadikan lambang-lambang: kebijaksanaan, keindahan, keberanian, kesetiaan, kerendahan hati maupun lambang kearifan. Beragamnya lambang dan mitos yang berkaitan dengan Serindit, menyebabkan unsur burung ini dimasukkan pula ke dalam lambang Propinsi Riau, yakni pada “Hulu Keris” yang disebut “Hulu Keris Kepala Serindit”, yang melambangkan keberanian, arif dan bijaksana di dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Keris sebagai bagian pakaian lengkap adat Riau, hulunya yang bermotif Serindit.

Di dalam cerita-cerita rakyat Riau, terutama kisah mengenai dunia fauna, burung ini disebut dengan gelar “Panglima Hijau”. Di dalam kehidupan orang Melayu Riau, sangkar berisi Serindit digantungkan di bagian depan rumah, tidak jauh dari ambang pintu muka. Penempatan ini dikaitkan pula dengan adanya kepercayaan, bahwa Serindit dapat menolak “sihir”, “penyakit ayan” dan sebagainya.

Ciri-ciri
Serindit bentuknya seperti burung parkit, tetapi ekornya pendek. Bulu sayapnya berwarna hijau tua, dan pada ujungnya terdapat warna merah dan hitam. Badannya berwarna hijau muda bercampur kekuning-kuningan,
sedangkan punggungnya terdapat warna kuning dan kecoklatan. Ekor herwarna hijau tua bercampur dengan merah dan hitam. Paruhnya berwama hitam, sedangkan di puncak kepalanya terdapat warna biru. Serindit
jantan pada bagian atas dadanya terdapat warna merah berbentuk bulatan, sedangkan pada Serindit betina warnanya hijau kekuningan.
Perbedaan warna di bagian atas dada inilah yang memudahkan orang menentukan apakah serindit itu jantan atau betina. Jari-jarinya berjumlah empat buah. Burung ini relatif bertubuh kecil, sifatnya lincah dan pemberani, terutama yang jantannya. Seperti burung lain dari kelompok ini, jenis ini mempunyai kebiasaan aneh menggantung ke bawah pada waktu tidur.

Habitat
Serindit hidup di hutan-hutan lebat, selalu berkelompok dan berpasangan. Di daerah Riau, populasi Serindit yang terbesar adalah di daerah daratan Sumatera, sedangkan di kepulauan Riau, walaupun ada (umumya di pulau-pulau besar yang berhutan lebat) jumlahnya tidaklah banyak.
Daerah penyebarannya adalah Semenanjung Melayu, Singapura, Kep. Anamba Kalimantan, Kep. Riau, Bangka dan Belitung, Sumatera dan pulau- pulau seperti Nias, Siberut, Sipora dan Enggano.

Makanan
Makanannya terdiri dari nektar, bunga, buah-buahan, biji-bijian dan kemungkinan serangga kecil.

Perkembangbiakan
Musim berkembangbiak antara bulan Januari dan Juli. Sarangnya di lubang pohon yang hidup atau yang sudah mati. Sarangnya terletak sekitar 12 m dari atas tanah. Diameter lubang sarang berukuran kira-kira 8 cm. Kedalaman sarangnya sekitar 45 cm dengan lebar 30 cm. Alas sarang terdiri dari daundaun. Betina membawa bahan untuk sarang dengan cara diselipkan pada bulubulu tunggingnya. Jumlah telurnya rata-rata 3 butir. Telur Hewan Peliharaan tersebut menetas setelah dierami selama 3 – 4 minggu.