Showing posts with label punglor. Show all posts
Showing posts with label punglor. Show all posts

2/9/12

Perawatan Anis Merah Untuk Lomba

Anis Merah atau yang sering kita sebut punglor adalah hewan peliharaan burung penyanyi yang periang. Dibalik suara khasnya yang biasanya berbunyi chiiiiit…, ternyata memiliki keindahan suara lainnya. Wajar saja burung Anis Merah sampai saat ini masih menjadi maskot oleh para penghobies burung kicauan, terutama disetiap lomba, baik ditingkat lokal maupun Nasional. Harga Anis Merah-pun masih cukup tinggi baik yang belum memiliki predikat juara apalagi yang telah memiliki predikat juara.

Berikut Tips Perawatan Anis Merah Untuk Lomba, perawatan dan setelan burung anis merah untuk lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Anis Merah:

H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 2 ekor pagi dan 2 ekor sore.
H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 1 ekor saja.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.

Penting
Jangan memberikan Ulat Hongkong dalam menggenjot birahi pada burung punglor atau Anis Merah. karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat meningkat dan menjadi tidak stabil. Sebaiknya, Joki lapangan adalah orang yang tidak pernah terlibat di dalam perawatan harian pada burung Anis Merah tersebut.

Perawatan setelan burung anis merah pasca lomba Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.

    Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
    Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
    Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

2/7/12

Tips Memilih Burung Anis Merah

Anis Merah (AM) harus diakui merupakan salah satu Hewan Peliharaan Burung Primadona. Tak mengherankan kalau burung ini sangat banyak penggemarnya. Konon, merawat AM merupakan pekerjaan yang melahkan. Tentunya itu berlaku untuk penghobi yang baru saja terjun ke dunia kicauan, atau penghobi lama tetapi belum secara intens memelihara Anis Merah. Padahal, menurut sebagian Penghobi yang telah lama berkutat dengan AM, burung ini cukup mudah penanganannya. Tentu saja jika kita telah mengetahui dan memahami karakter atau sifat dasar dari burung tersebut. Apa karakter dasar anis merah? Memelihara Burung dari muda (trotol atau bahan) memang mempunyai cita rasa tersendiri. 
Selain harganya relatif lebih murah karena masih berupa bahan, Apalagi ketika dewasa ternyata burung yang kita rawat dari kecil mempunyai penampilan yang bagus di lapangan. Hal ini akan memberikan rasa puas yang lebih dari pada kita membeli burung yang sudah jadi. Namun kita harus jeli untuk membeli burung bahan atau trotol, jangan sampai kita sudah susah payah merawat dari kecil ternyata ketika dewasa burung tidak mempunyai kualitas suara yang istimewa. Oleh karena itu kita harus benar-benar selektif dalam memilih burung bahan atau trotol.

Berikut tips memilih burung Anis Merah (AM) yang bagus, berdasarkan ciri fisik (katuranggan) :

1.  Pilih AM jantan, biasanya memakai ring atau kita bisa minta garansi ke penjual bahwa AM yang kita beli jantan.
2.  Pilih AM yang sehat, tidak sakit & tidak cacat fisik. Biasanya AM yang sehat mempunyai sinar mata tajam tdk mengantuk / sering tidur dan tidak bersemangat.
3.   Bentuk mata besar & sinar mata tajam.
4.   Bentuk kepala lonjong.
5.   Bentuk paruh tebal, besar dan panjang. Biasanya mempunyai power suara yang kuat.
6. Bentuk paruh jika dilihat dari atas terlihat lancip keatas (seperti bentuk buah belimbing).
7.    Sobekan paruh pilih yang paling dekat dengan mata.
8.    Bentuk lubang hidung memanjang dan lebar.
9.    Posisi lubang hidung dekat dengan pangkal paruh.
10.  Bentuk leher panjang.
11.  Postur badan proposional (leher, badan dan ekor yang panjang) dan tidak gemuk.
12.  Sayap mengepit rapat (singset).
13.  Jari-jari panjang.
14.  Ekor berbentuk huruf M.

Gaya teler dendasarkan pengamatan bentuk fisik

Gaya Teler Klasik;
Bila cara berdirinya tegak, sehingga kaki tampak lebih panjang & jenjang.
Gaya Teler Doyong;
Bila cara berdirinya cenderung ngangkang, artinya posisi jari-jari atau telapak dalam mencengkeram di pangkringan tampak melebar, sehingga posisi badan menjadi lebih rendah. AM dengan gaya teler doyong sekarang sedang banyak diminati.

Tips ini berlaku untuk memilih AM mulai dari trotol, usia muda (bahan) ataupun sudah berumur. Semoga kita bisa memoles dari burung bahan menjadi burung jawara.

1/4/12

Burung Punglor

Anis merah atau punglor merah atau punglor cacing, yang sering juga disebut anis bata atau punglor bata (Zoothera citrina) tak pelak lagi merupakan burung berkicau yang sangat populer sebagai hewan peliharaan bagi kicauan mani. Bagi penggemar burung berkicau, anis Merah (Zoothera citrina) berada di urutan pertama sebagai burung paling banyak diminati. Selain karena suara mendayu-dayu, gaya ocehannya bisa membuat orang takjub. Kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan alias bergaya teler.

Burung Punglor (Zootheria Citrina) yang tergolong Vertebrata marga Zootheria, bangsa passeriformes, suku Turdidae, dan kelas Aves ini memiliki bulu yang indah. Habitat Punglor adalah hutan sekunder dataran rendah dan dataran yang memiliki ketinggian hingga 900 M di atas permukaan air laut. Di wilayah Sleman, burung yang bersuara merdu ini berhabitat kebun Salak Pondoh. Dengan makanan utama cacing tanah dan kumbang (uret), Punglor merupakan predator bagi hama tanaman Salak Pondoh.

11/7/11

Anis Merah Atau Punglor

Anis merah atau punglor merah atau punglor cacing, yang sering juga disebut anis bata atau punglor bata (Zoothera citrina) tak pelak lagi merupakan burung berkicau yang sangat populer sebagai Hewan Peliharaan bagi kicauan mani. Anis Merah tidak hanya dapat ditemukan di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain, seperti Bangladesh, Bhutan, Cambodia, China, India, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, SriLanka, Thailand, dan Vietnam. Jumlah Anis Merah di seluruh tempat hidupnya diperkirakan tidak mengalami penurunan lebih dari 30% dalam 10 tahun terakhir, sehingga salah satu lembaga pelestari burung internasional (Birdlife international) masih merekomendasikan burung ini dicatat dengan status belum terancam punah (Least Concern) pada daftar burung-burung terancam punah di seluruh dunia (IUCN Red List) tahun 2008.

Meski demikian, jumlah Anis Merah di Jawa diperkirakan telah menurun dengan sangat tajam akibat maraknya penjaringan burung untuk dijual sebagai Hewan Peliharaan (http://www.reference.com/browse/all/Orange-headed). Sementara itu di seluruh daratan asia tenggara jumlahnya dikhawatirkan akan terus menurun akibat semakin sedikitnya daerah berpohon.

Secara internasional, anis merah pertama kali dideskripsikan atau diberi nama ilmiah oleh John Latham pada tahun 1790 dengan nama Turdus citrinus. Perbedaan kenampakan Anis Merah yang terdapat di berbagai tempat membuat para ahli burung membedakan jenis ini menjadi beberapa ras, namun Rasmussen dan Anderton (2005) menyatakan bahwa terdapat kemungkinan adanya beberapa jenis dalam 12 ras.

Di Indonesia, anis merah terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Di Sumatra diperkirakan merupakan pendatang (migran) dari daratan Asia dan kemungkinan terdapat dua ras yaitu ras Zoothera citrina innotata dan ras Zoothera citrina gibsonhilli. Di Kalimantan bagian utara merupakan burung penetap di daerah pegunungan, antara 1000 – 1500 meter di atas permukaan laut dan hanya diketahui dari sedikit catatan di G.Kinabalu dan Trus Madi yang merupakan ras Zoothera citrina aurata. Di Jawa dan Bali dapat ditemukan sampai ketinggian 1500 meter diatas permukaan laut. Ras yang terdapat di Jawa bagian barat adalah Zoothera citrina rubecula

Zoothera citrina rubeculadan yang ada di Jawa bagian timur dan Bali adalah Zoothera citrina orientis. Kedua ras ini hanya dibedakan dari panjang sayapnya. Penamaan ras Zoothera citrina rubecula dilakukan oleh Gould pada tahun 1836, sementara itu nama ras Zoothera citrina orientis diberikan oleh Bartels Jr. pada tahun 1938. Beberapa ahli burung meragukan perbedaan ras anis merah yang terdapat di Jawa bagian barat dengan Jawa bagian timur dan Bali ini. Anis merah mencari makan di atas tanah dengan tanaman bawah pohon yang rapat. Sangat aktif mencari makan di bawah bayang-bayang sinar matahari dengan membongkar-bongkar seresah dedaunan untuk mencari serangga, laba-laba, cacing dan buah-buahan yang telah jatuh di tanah. Di Malaysia, anis merah sering teramati memakan buah beringin.

Sarang anis merah berbentuk seperti mangkuk yang dangkal dan tersusun dari akar pohon, daun, dan seresah. Kedua induk aktif membangun sarang yang seringkali dibangun pada ketinggian lebih dari 4,5 meter dan diletakkan pada pohon kecil atau semak. Telur sebanyak dua sampai empat, seringkali tiga, dierami selama 13-14 hari sampai menetas. Setelah menetas, anak dirawat sekitar 12 hari sampai dapat keluar dari sarang.

(http://www.reference.com/browse/all/Orange-headed). Terry Gonsolvis (seorang penangkar di Bristol, Inggris) telah berhasil menangkarkan anis merah dari ras Zoothera citrina cyanotus. Arkum (seorang penangkar di Depok, Bogor) telah berhasil menangkarkan anis merah dengan menitipkan telurnya pada burung anis kembang (http://www.kicaumania.org). Bagi penggemar Burung Berkicau, Anis Merah (Zoothera citrina) berada di urutan pertama sebagai burung paling banyak diminati. Selain karena suara mendayu-dayu, gaya ocehannya bisa membuat orang takjub. Kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan alias bergaya teler.

Burung Punglor (Zootheria Citrina) yang tergolong Vertebrata marga Zootheria, bangsa passeriformes, suku Turdidae, dan kelas Aves ini memiliki bulu yang indah. Habitat Punglor adalah hutan sekunder dataran rendah dan dataran yang memiliki ketinggian hingga 900 M di atas permukaan air laut. Di wilayah Sleman, burung yang bersuara merdu ini berhabitat kebun Salak Pondoh. Dengan makanan utama cacing tanah dan kumbang (uret), Punglor merupakan predator bagi hama tanaman Salak Pondoh.