5/30/11

RED CANARY


Burung Kenari ini pertama kali dikembangkan pada 1930-an oleh Dr Hans Duncker (Jerman) dengan menyilangkan siskin merah (jantan) dengan kenari kuning (betina). Beberapa orang mengatakan leluhur dari hewan peliharaan kenari kuning yang digunakan Hans adalah Roller Jerman, sementara yang lainnya menyakini sebagai kenari Border.

Red Factor Canary merupakan salah satu jenis burung kenari yang sangat populer. Burungnya sangat actif dan bergairah. Burung ini relatif mudah dipelihara namun perlu usaha yang lumayan keras untuk menernakkannya sehingga menghasilkan keturunan yang bagus.

Red Factor Canary termasuk “color canary” dan sebenarnya juga merupakan Color Bred Canary tetapi memiliki “red factor” sebagai bagian dari struktur genetiknya.

5/28/11

ROLLER CANARY

Kenari roller yang dikembangkan sebagai “song canary” karena keindahan suaranya ini juga disebut German Roller Canary atau Hartz Mountain Roller Canary. Roller Canary diternakkan secara besar-besaran di wilayah Pegunungan Hartz. Di pegunungan ini ada ratusa keluarga yang berkecimpung mengembangbiakkan burung kenari dan melatihnya.

Kenari roller yang dikembangkan sebagai hewan peliharaan “song canary” karena keindahan suaranya ini juga disebut German Roller Canary atau Hartz Mountain Roller Canary. Roller Canary diternakkan secara besar-besaran di wilayah Pegunungan Hartz. Di pegunungan ini ada ratusa keluarga yang berkecimpung mengembangbiakkan kenari dan melatihnya.

 

5/26/11

CRESTED CANARY

Crested Canary Termasuk “canary type”, kenari Crest atau Crested Canary tergolong jenis yang tua dan burung kenari dan sudah ada sekitar tahun 1950-an. Mula-mula di kenal dengan nama turn crown dan pada permulaan abad ini dikenal sebagai King of the fancy (Raja Fantasi). Mahkota burung ini haruslah besar dan mengembang dari tengah-tengah kepala dan mengembang ke depan sampai ke paruhnya hampir sejajar dengan matanya sehingga mata hampir tertutup. Mahkota ini juga mengembang ke arah belakang kepala.

Mahkota Crested Canary yang baik harus memiliki bentuk yang baik, luas dan tebal dengan bulu-bulu yang lebat dan lembut. Kenari mahkota adalah hewan peliharaan burung yang besar dan harus memiliki kepala yang besar, leher yang besar pendek dan badan bidang, sama seperti kenari norwich. Jenis crest ada yang mempunyai mahkota, tetapi ada pula yang memiliki kepala yang polos tanpa mahkota.

5/25/11

BORDER FANCY CANARY

Border Fancy Canary termasuk “type canary” yang dikembangkan untuk menghasilkan kenari dengan fisik yang bagus dan bukan pada lagu. Dijuluki sebagai “Wee Gem”, burung ini menunjukkan postur yang kecil, cantik, bodi kompak dan kokoh. Memiliki tubuh bulat dengan bulu sangat mengkilap. Kenari ini paling banyak menampilkan warna kuning, meski juga ditemukan dalam berbagai warna lain.

Kali pertama dikembangkan di perbatasan (border) antara lnggris dan Skotlandia, hewan peliharaan burung ini kadang sering dikacaukan dengan kenari gloster, meski bisa dibedakan dari bentuk kepalanya. Di dalam lomba di luar negeri, bentuk bulat dari burung itu sangat menentukan hasil penilaian. Burung kenari border ini mencapai panjang 14 cm. 

5/19/11

JENIS – JENIS KACER


Burung Kacer atau Magpie Robin yang populer di Indonesia saat ini ada tiga jenis, yakni kacer hitam yang sering disebut kacer jawa dan kacer poci atau kacer sekoci yang sering disebut kacer sumatra dan kacer madagaskar atau Madagascar Magpie Robin yang tersebar di wilayah Madagascar Afrika. Burung ini memang masih berkerabat yakni sama-sama dalam genus copsychus. Berikut artikel membahas tentang jenis - jenis kacer;

Kacer hitam atau sering disebut kacer jawa
Burung kacer jawa sebagai hewan peliharaan yang bernama ilmiah copsychus sechellarum sedangkan kacer poci adalah Copsychus saularis. Perbedaan keduanya yang menyolok hanyalah pada warna bulu hitam-putih. Copsychus sechellarum atau kacer jawa berbulu hitam semua di bagian dada sampai dekat kloaka, sementara Copsychus saularis atau kacer poci warna hitam hanya sampai dada dan ke bawah hingga kloaka berwarna putih. Sementara itu burung yang sangat mirip dengan kacer poci atau kacer sumatra adalah kacer madagaskar (Copsychus albospecularis).

Seperti disebutkan di atas, kacer terdiri dari 3 species, yakni Copsychus saularis, Copsychus sechellarum dan Copsychus albospecularis. Khusus untuk Copsychus saularis (Oriental Magpie Robin) ini terdiri dari 9 subspecies, yaitu:
1.    saularis, (Thailand, India, Nepal, Malaysia, Indonesia),
2.    andamanensis, (Kep. Andaman),
3.    musicus, (Peninsular, Malaysia, Thailand),
4.    prosthopellus, (Hainan-China),
5.    erimelas (India ke Indochina),
6.    pluto (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
7.    ceylonensis (India, Srilanka),
8.    adamsi (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
9.    mindanensis (Mindanao-Philippines).
Kacer poci atau sekoci atau kacer sumatra
Kacer sumatera atau kacer poci mempunyai warna hitam pada kepala, leher sebatas dada, punggung dan bagian luar ekor. Sedangkan warna putih berada pada dada, perut dan ekor bagian dalam. Penyebaran mulai China, India, Nepal, Thailand, Indochina, Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Memiliki suara yang keras, nyaring dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil membuka ekor serta mengeluarkan suara kicauan yang merdu. Burung ini sangat menyukai udara panas. Kacer hitam (Copsychus sechellarum) atau Seychelles Magpie Robin penyebarannya mulai dari Seychelles (Afrika), Jawa dan Kalimantan (Indonesia). Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali pada sayap terdapat warna putih. Kemampuan berkicau sangat baik dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil memainkan ekor. Volume suara sedang dan jenis ini juga sangat suka dengan udara panas.
Sementara itu kacer madagaskar atau Madagascar Magpie Robin (Copsychus albospecularis) terdiri dari dari 3 subspecies, yakni pica, albospecularis dan inexpectatus. Seluruh subspecies Copsychus albospecularis ini tersebar di wilayah Madagascar Afrika.
Kacer madagaskar
Bagian leher sebelah atas, punggung dan ekor berwarna hitam kebiru-biruan. Kemampuan berkicaunya tidak kalah dari kedua sepupunya C. saularis dan C. sechellarum.
Selain dari ketiga species di atas, ada satu jenis kacer lagi yang beredar di kalangan pedagang dan pemilik burung kacer, yaitu Kacer Blorok. Jenis ini menurut anggapan kebanyakan orang maupun peneliti adalah merupakan hasil perkawinan silang yang terjadi di alam, antara Kacer Hitam Putih (C. saularis) dengan Kacer Hitam (C. sechellarum).


 

5/18/11

PERBEDAAN CUCAK HIJAU DAN CUCAK ROWO

CUCAK HIJAU

Meskipun nama umum adalah Cucak Hijau atau Cucak Ijo, namun hewan peliharaan burung ini bukanlah keluarga merbah atau cucak-cucakan. Burung cucak hijau sama sekali bukan satu suku dengan cucakrowo atau cucak jawa misalnya. Yang biasa kita sebut cucak hijau ini memiliki nama ilmiah Chloropsis sonnerati. Dia adalah burung cica-daun besar dengan seluruh badan dominan dengan warna hijau. Chloropsis sonnerati termasuk ke dalam suku Chloropseidae, berkerabat dekat dengan burung cipoh (Aegithina spp.). Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai Greater Green Leafbird.

Jenis-jenis cica-daun juga dikenal dengan sebutan umum burung daun, atau murai daun. Bertubuh sedang, dengan panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 22 cm. Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), termasuk sayap dan ekor; sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau. Perbedaan dengan cica-daun yang lain adalah adanya warna (noktah) biru pada bahu burung jantan. Burung betina dengan tenggorokan kuning dan lingkaran mata kuning. Kedua jenis kelamin memiliki sepasang setrip malar biru berkilau di sisi dagunya. Iris mata berwarna coklat gelap, paruh tebal hitam, dan kaki abu-abu kebiruan. Jenis burung ini kadang bersikap agresif terhadap jenis lain yang berukuran lebih kecil. Saat berkicau, cica-daun besar akan menundukkan kepala. Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.

Cica-daun besar menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra dan pulau-pulau di sekitarnya, Kalimantan termasuk pula Natuna, Jawa dan Bali. Tersebar luas tetapi tidak umum didapati, di hutan-hutan dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.000 m dpl.

CUCAKROWO
Burung cucakrowo atau cucakrawa merupakan salah satu anggota suku merbah. Merbah atau disebut juga cucak-cucakan (familia Pycnonotidae) adalah suku burung pengicau dari Afrika dan Asia tropis. Burung-burung ini kebanyakan memiliki suara yang merdu dan nyanyian yang beraneka ragam, kerap kali hutan menjadi ribut oleh suaranya terutama di pagi dan petang hari. Dalam bahasa Inggris, burung-burung ini dikenal sebagai Bulbuls.

Merbah aslinya dalam bahasa Melayu merujuk kepada beberapa jenis burung pengicau yang berbulu suram di semak belukar, termasuk pula jenis-jenis burung pelanduk, tepus, bentet dan lain-lain. Di sini, untuk kepentingan standarisasi penamaan seperti yang digunakan LIPI, merbah digunakan terbatas untuk menyebut burung-burung dari keluarga Pycnonotidae. Selain disebut merbah, burung-burung dari suku ini memiliki beberapa sebutan umum yang lain seperti cucak (Jawa); tempuruk, empuruk; tempulu’, empulu’, pampulu, empuloh (aneka bahasa Melayu di Sumatera dan Kalimantan); dan lain-lain.

Berukuran sedang, burung-burung ini biasanya bertubuh sedang agak ramping, leher pendek, dan ekor agak panjang. Kerap kali bermisai halus. Sebagian spesiesnya memiliki warna-warni yang cerah: kuning, jingga, merah, pada dada, perut atau seluruh tubuhnya. Akan tetapi kebanyakan berwarna suram coklat zaitun, keabu-abuan atau kekuningan, dengan warna kuning, jingga atau merah di pantatnya. Jantan dan betina berwarna serupa. Beberapa dengan warna hitam di kepala, jambul yang dapat digerak-gerakkan, atau janggut putih.

Merbah terutama adalah burung pemakan buah-buahan dan serangga. Di hutan, kebanyakan burung ini senang menjelajah semak belukar dan hutan yang setengah terbuka, memetik aneka buah kecil-kecil dan memburu serangga. Meski sebagian lagi lebih senang tinggal di atas pepohonan. Sering didapati berpasangan atau berkelompok, burung-burung ini terkadang bercampur dengan jenis yang lain. Ramai bersuara nyaring saling memanggil. Merbah membuat sarang di atas pohon atau perdu, berbentuk cawan dari rumput, tangkai daun, atau serpihan daun, bercampur dengan serat-serat yang lain. Telur 2-3 butir.

Ragam jenis merbah
Di Indonesia terdapat sekitar 27 jenis, terutama terkonsentrasi penyebarannya di Indonesia bagian barat. Hanya dua spesies yang menyebar jauh hingga ke Sulawesi Selatan, salah satunya juga didapati di Lombok. Namun keduanya diduga menyebar karena dibawa manusia (feral, burung lepasan yang kemudian berbiak).

Cucak rawa dikenal umum sebagai cucakrawa, cangkurawah (Sunda), dan barau-barau (Melayu). Dalam bahasa Inggris disebut Straw-headed Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789). Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm ini memiliki mahkota (sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna jingga- atau kuning-jerami pucat; setrip malar di sisi dagu dan garis kekang yang melintasi mata berwarna hitam. Punggung coklat zaitun bercoret-coret putih, sayap dan ekor kehijauan atau hijau coklat-zaitun. Dagu dan tenggorokan putih atau keputihan; leher dan dada abu-abu bercoret putih; perut abu-abu, dan pantat kuning. Iris mata berwarna kemerahan, paruh hitam, dan kaki coklat gelap. 

Semoga artikel Perbedaan Cucak Hijau Dan Cucak Rowo ini bermanfaat dan berguna !!!


 

5/16/11

MENGENAL CIBLEK SI KECIL CABE RAWIT

Burung Ciblek atau dikenal juga dengan nama latin prinia familiaris kini semakin langka. Burung yang dimasukkan ke dalam keluarga Prinia (merujuk bulu sayap putih bertipe prinia) kini hanya tersisa di sebagian kecil pulau Jawa. Sumatera dan Bali. Di Sumatra tidak jarang sampai ketinggian 900 m dpl, sedangkan di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl. 

Ciblek sebagai hewan peliharaan yang memiliki ukuran fisik yang tergolong kecil, hanya sekitar 12 cm terhitung dari ujung paruh hingga ekor.  Memiliki bulu punggung berwarna hijau ke abu abuan dengan bagian ujung ekor bermotif totol kehitaman tipis. Pada bagian punggung ada dua macam warna. Untuk tipe ciblek tegalan/ kebun dicirikan dengan warna dada putih sedangkan ciblek sawah berwarna abu abu agak gelap. Ciblek dada putih memiliki intonasi yang panjang, keras dan lebih melengking dengan suara bersuara cap..cap..cap… sedangkan ciblek sawah  berbunyi cip..cip..cip… Paruh burung ciblek berbentuk runcing dan kecil dengan bagian atas kehitaman dan bawah kekuningan. Kakinya sangat rapuh berwarna coklat kemerahan. Burung ciblek hidup secara berkoloni kecil antara 3 hingga 12 ekor. Mereka mencari makanan di area terbuka seperti sawah, pekarangan, kebun atau bisa juga didaerah tertutup seperti pinggiran hutan dan kawasan bakau. Di alam bebas, ciblek akan berbunyi secara bersahut sahutan dengan kawanannya. Nyanyian tersebut sebagai tanda komunikasi agar tidak terpisah dan juga sebagai tanda perngatan jika ada bahaya. Saat bernyanyi, ciblek akan mengangkat pantat dan ekornya sehingga terlihat semakin cantik. Burung ciblek mencari mangsa berupa ulat maupun serangga kecil. Terkadang mereka akan turun ke tanah untuk mengambil cacing yang muncul di permukaan. Akan tetapi ciblek peliharaan berbeda lagi dalam hal selera makanan. Mereka dibiasakan mengkonsumsi voer, ulat hongkong atau kroto yang dicampur. Burung ciblek yang gagal beradaptasi dalam selera makanan buatan manusia biasanya akan mati mendadak.

Seperti kebanyakan Burung kecil lainnya, ciblek membuat sarang dengan menganyam rerumputan halus. Mereka memilih pohon yang tidak terlalu lebat dengan banyak batang. Sarang ciblek berukuran kecil kurang lebih berdiameter 15 cm dengan lubang kearah samping. Sarang diletakkan di batang dengan ketinggian minimum 2 meter. Mereka bertelur antara 3 hingga 5 ekor. Ciblek termasuk burung yang pandai mengasuh anaknya, terbukti dengan rendahnya angka kematian anak di sarang. 

Sebelum tahun 1990 an burung ini dibiarkan hidup bebas. Akan tetapi saat ini burung ciblek terus diburu. Penangkapan banyak dilakukan terutama di daerah pedesaan di pulau Jawa. Sifatnya yang tidak takut terhadap manusia, semakin mudah untuk menjerat burung ciblek. Ada beberapa macam cara untuk menangkap burung ini. Pemburu tradisonal biasanya menggunakan pulut (getah nangka) yang di oleskan di daerah habitat ciblek. Karena burung ini memiliki pola terbang pada daerah yang sama, pemburu dapat memprediksi titik titik burung ini akan hinggap kembali. Ada pula yang menangkap dengan membentangkan jarring di sawah. Bisa juga dengan meletakkan cermin atau anakan burung yang diambil dari sarangnya pada sangkar perangkap sehingga memancing indukan untuk datang dan masuk perangkap. Para penangkap burung yang terampil, bahkan, kerap hanya bermodalkan senter, dan kecepatan tangan untuk menangkap burung ciblek yang tidur di malam hari pada pohon pohon ketela.

Burung Ciblek dikenal memiliki daya tahan yang rapuh terutama hasil tangkapan dewasa. Saat ini belum terdengar ada pembiak yang berhasil menangkarkan burung ciblek. Burung ciblek peliharaan yang sudah pandai berkicau berharga mahal mencapai rentang harga antara 200 hingga 500 ribu sedangkan untuk yang berkualitas biasa dihargai tiga puluh hingga tujuh puluh  ribu. Burung ciblek kualitas bagus sering digunakan untuk memaster burung lomba kicauan karena suara ciblek bening dan tajam dan mudah ditirukan.  

5/14/11

KARAKTER BURUNG BRANJANGAN


Burung Branjangan atau dengan nama lain Mirafra Javanica adalah hewan peliharaan burung dari bangsa Passeriformes dari famili Alaudidae yang terkenal dapat bernyanyi dengan indahnya. Kepiawaiannya dalam meniru suara burung lain meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu aseli burung itu di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek” atau “cik” dan “tir”. Serta gaya bertarungnya dengan cara mengepakan sayap (ngeper) semakin menambah kesukaan orang untuk memelihara burung ini.

Karakter Burung Branjangan yang tidak dimiliki burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari hovering (terbang di tempat). Di alam bebas, Branjangan sering bernyanyi di atas kabel telpon atau batu atau pucuk pohon yang tinggi dan sesekali akan berkicau dengan pola seperti helikopter (hovering) untuk menunjukan daerah kekuasaan atau untuk menarik betinanya. Branjangan merupakan burung persawahan/ladang yang suka hidup di area terbuka berumput atau semak-semak yang tidak terlalu rimbun. Dahulu tidak banyak orang yang tahu bahwa burung kecil dengan bulu kusam ini mempunyai suara yang indah dan pandai meniru suara burung lain, kecerdasannya dalam memaster suara burung lain akan membuat suara kicauannya menjadi beragam, suara burung Prenjak, Ciblek, dan burung Gereja akan mudah diadopsi oleh Branjangan.
Perawatan burung branjangan yang relatif mudah membuat burung ini semakin diburu. Beberapa pelomba burung bahkan menjadikan burung ini menjadi burung “wajib” untuk master burung lombanya. Karakter suara branjangan yang miji-miji akan memudahkan burung maskot mengadopsi suara branjangan. Branjangan yang sudah dapat memaster burung prenjak, ciblek, gereja tarung, cucak jenggot, love bird dan burung lain dan bermental baik akan memiliki harga yang lumayan fantastis. Dengan hanya memiliki satu ekor burung, maka cukup untuk memiliki bermacam suara burung lain.

RAGAM JENIS BURUNG ANIS


Bagi penggemar Burung Berkicau, burung anis merupakan salah satu burung primadona, berikut ini artikel membahas ragam jenis burung anis;

Anis Merah merupakan hewan peliharaan (Zoothera citrina) berada di urutan pertama sebagai burung paling banyak diminati. Selain karena suara mendayu-dayu, gaya ocehannya bisa membuat orang takjub. Kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan alias bergaya teler.
Jenis lainnya adalah Anis Kembang (Zoothera interpres). Walau tak banyak melakukan gerakan akrobatik, namun cerecetannya terbilang melengking sehingga para kicaumania jatuh hati.
Itulah kedua jenis anis yang kerap menghiasi dunia Burung Ocehan Indonesia. Padahal sebenarnya ada juga jenis anis lainnya. Yuk, kita lihat beberapa diantaranya.

ANIS SIBERIA
Sebenarnya Burung ini hanya "menumpang hidup" di Tanah Air. Daratan Cina adalah negara asalnya. Ketika di kampung halamannya tengah musim salju, mereka berbondong-bondong terbang ke daerah lain yang tersedia cukup makanan. Misalnya Jawa, Sumatra, dan sebagian Kalimantan. Daerah favoritnya adalah pegunungan. Burung bernama ilmiah Zhoothera sibirica ini memiliki 2 penampilan berbeda. Burung jantan, tubuhnya biru kehitaman dengan ciri khas alis putih di dekat mata. Sedangkan tubuh betina berwarna kecoklatan.

ANIS SISIK

Pola kelir tubuh menyerupai sisik menyebabkan ia diberi nama Anis Sisik. Orang bule pun memanggilnya Scaly thrush. Burung bernama keren Zoothera dauma ini sering terlihat di pegunungan Sumatra Utara. Suaranya terdengar lembut, pendek, dan mengalun. Dia kerap terlihat di lantai hutan.

ANIS KUNING

Ketika berada dalam kelompok, Anis Kuning bersuara berisik. Saat menyendiri suaranya lemah dan pendek. Hutan sekunder dan padang terbuka paling di sukai. Burung bernama ilmiyah Turdus obscurus ini berasal dari Siberia hingga Mongolia. Namun sesekali Anda bisa menyaksikan di hutan Kalimantan dan Sulawesi.

ANIS HIBRIDA

Beberapa hobiis sering menjadi penghulu antara Anis Merah dan Anis Kembang. Perkawinan keduanya menghasilkan Anis Hibrida. Di pasaran, para Kicaumania sering menamainya Anis Blorok. Sebagian lagi menyebutnya Anis Macan.

5/9/11

TIPS PERAWATAN DAN SETELAN HARIAN BURUNG CENDET


Perawatan harian untuk hewan peliharaan burung Cendet relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

  • Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
  • Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
  • Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
  • Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
  • Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
  • Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
  • Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
  • Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
  • Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
Kroto
· Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu.
· Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
· Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.

PENANGANAN APABILA CENDET OVER BIRAHI
·  Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore.
·  Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu.
Jangkrik
·  Berikan Ulat Bambu 2 ekor 3x seminggu.
·  Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore.
·  Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja.
·  Mandi malam.

PENANGANAN APABILA CENDET KONDISINYA DROP
·  Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore.
·  Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap hari.
·  Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali.
·  Mandi dibuat 2 hari sekali saja.
·  Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cendet lain dahulu.
·  Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CENDET UNTUK LOMBA
Perawatan lomba untuk burung Cendet sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan hariannya. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung Cendet agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil.

Kunci keberhasilan perawatan lomba untuk Burung Cendet yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cendet:
· H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 5 ekor sore.
· H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
· 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
· Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
PENTING
· Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung cendet lain.
·  Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CENDET PASCA LOMBA

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Pasca Lomba untuk burung cendet:
·  Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
·  Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
·  Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CENDET MABUNG

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung cendet pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung Cendet menjadi rusak.

Pada masa mabung, metabolisme tubuh burung cendet meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung Cendet butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal.

Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berikut ini Pola Perawatan Masa Mabung untuk burung cendet:
·  Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
·   Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.
· Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan  untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 6 ekor pagi dan 6 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 5 ekor setiap pagi.
·   Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
·   Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG CENDET ( PENTET)
Irama lagu yang dimiliki burung Cendet memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung Cendet. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).

Memilih suara-suara master untuk burung Cendet janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan;
·  Kesesuaian irama lagu dan frekuensi antara suara master dengan burung andalan kita. Ketidaksesuaian suara master dengan burung akan menyebabkan lagu yang fals dan tidak enak didengar.
· Mengikuti Trend Lagu yang ada. Misalnya tonjolan dan tembakan yang sedang digandrungi pada saat ini adalah tonjolan dengan speed rapat divariasikan dengan irama lagu yang ngeroll.
· Variasi irama lagu yang mewah. Yang dimaksud irama lagu yang mewah disini bukanlah suara tonjolan yang keras, tetapi kita harus bisa memilih suara-suara master yang memiliki variasi speed yang selaras dan irama lagu yang memiliki cengkok dan mengalun.
· Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan.
      
· Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung. 

· Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran.
         
·  Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung. Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan. 
    
·  Kunci keberhasilan dalam memaster burung Cendet adalah memaster burung dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).

·         Satu lagi yang terpenting, jangan lupa untuk selalu memperdengarkan suara-suara master tersebut secara berkala (Feedback) kepada burung Cendet tersebut. Supaya irama lagu yang sudah ada tidak hilang dan menjadi rusak.